Pulau Sebesi, Pernah Dikosongkan Karena Letusan Krakatau

Pulau Sebesi, Pernah Dikosongkan Karena Letusan Krakatau

pulau sebesi lampung

Pulau Sebesi, Lampung. Semenjak Gunung Krakatau tertutup oleh kunjungan wisatawan umum sejak letusan terakhirnya, kini Pulau Sebesi sebagai pulau terdekat Krakatau menjadi alternatif kunjungan wisata. Sangat menarik bagaimana mengulas sejarah masyarakat dan pulau Sebesi bagaimana bertahan dari gempuran letusan Krakatau.

Sempat menjadi Pulau kosong tak berpenghuni setelah terkena dampak dari Letusan Gunung Krakatau pada tahun 1983 karena lokasinya yang sangat dekat dengan gunung Krakatau. Semenjak kejadian itu tidak ada masyarakat pesisir yang berani untuk tinggal karena takut kejadian serupa akan terulang.

Mengulas Sejarah Pulau Sebesi

Dengan luas 2620 hektar, Pulau Sebesi hanya dimiliki oleh perorangan sejak berada dibawah kekuasaan Banten datang seorang pemuda dari Lampung untuk membeli semua lada hasil dari panen warga, dan dari sebagian lada yang ia jual dipersembahkan kepada Sultan Banten.

Sebagai imbalannya pemuda tersebut diberi gelar Pangeran Cecobaian (ejaan dalam arsip Belanda : Pangeran Tjetjobaian / Pangeran Tjoba Tjoba) karena pada saat itu Kesultanan Banten belu pernah memberikan gelar pangeran, selain diberikan gelar pemuda tersebut juga diberikan hak kepemilikan atas Pulau Sebesi.

Kejayaanya pun terus berlanjut sampai pada periode awal tahun 1990 sampai dibangunnya pabrik pengolahan kelapa oleh keturunan dari Muhammad Saleh Ali.

Setelah turun temurun kepemilikan Pulau Sebesi hingga akhirnya porak poranda akibat letusan Gunung Krakatau dan bertahun-tahun tidak ada penduduk pesisir yang menempati maka pulau tersebut di beli oleh Haji Djamaludin dari Pangeran Minak Putra dan resmi memiliki Pulau Sebesi dan Sebuku.

Haji Djamaludin pun mulai berangsur-angsur membawa puluhan pekerja dan ribuan bibit kelapa untuk ditanam dikedua Pulau tersebut. Sejak ditanami bibit kelapa Pulau Sebesi menjadi komoditi utama penghasil kelapa butir maupun kopra.

Sayangnya pada pertengahan tahun 1990-an penghasilan minyak kelapa mulai merosot dikarenakan adanya industri kelapa sawit, karena lebih efisien dan biaya yang lebih murah. Kelapa sawit pun menjadi primadona diseluruh dunia dan berimbas pada merosotnya kelapa dalam. sejak itu masyarakat Pulau Sebesi mencari penghasilan lain dengan bertujuan mendapatkan keuntungan yang lebih baik.

Pulau Sebesi, Satu Desa dengan Empat Dusun

Pulau Sebesi terdiri dari 1 Desa dan 4 Dusun, beberpa Dusun kecil berada dibawah naungan Dusun utama, 4 Dusun utama adalah Dusun Bangunan, Dusun Impres, Dusun Segenom, dan Dusun Regahan Lada.

Sebagian besar penduduk bekerja sebagai petani, meskipun sebagian ada pula yang bekerja sebagai awak kapal, berdagang, montir, guru, dan lain sebagainya. Secara keseluruhan penduduk Sebesi menganut agama Islam.

Penduduk asli Pulau Sebesi setelah 1983 60% berasal dari Banten, 30% Lampung dan sisanya Sunda, NTT, Jawa dan lain-lain. Berdasarkan data sensus tahun 2011, Pulau Sebesi saat ini terdiri dari 771 kepala keluarga dengan jumlah penduduk mencapai 2911 jiwa. Jumlah itu terdiri dari 1636 laki-laki dan 1277 perempuan.

Tahun 2008 masyarakat sebesi mulai menanam Kakao dan menjadi primadona setelah kejayaan kelapa, hal ini juga didukung oleh program pemerintah untuk menargetkan Indonesia menjadi produsen Kokoa terbesar ke-2 pada tahun 2016 setelah Pantai Gading. Di era inilah perekonomian masyarakat meningkat cukup pesat. Dalam 1 tahun rata-rata tiap luasan 1Ha kebun Kakao menghasilkan 1-1,5 Ton biji kering Kakao.

Wisata Ekologi dan Bahari di Pulau Sebesi

Saat ini bukan hanya dari perkebunan Kakao yang menghasilkan bagi masyarakat Pulau Sebesi, perkembangan pariwisata di Indonesia semakin meningkat dan wisata gunung Krakataupun menjadi pilihan bagi wisatawan lokal dan asing sehingga dampak dari wisatawan yang datang membuat Pulau Sebesi sebagai tempat bermalam yang terdekat dengan gunung Anak Krakatau.

Melihat hal tersebut masyarakat Pulau Sebesi mulai membangun Penginapan-penginapan (homestay) untuk disewakan kepada wisatawan, juga membuat warung-warung yang menjual makanan dan minuman. Terbukti mencapai 80-100 orang pengunjung yang datang setiap minggunya dan kondisi tersebut jelas menambah pemasukan warga sekitar.

Saat ini sedang dibangun dermaga beton yang untuk memenuhi kebutuhan wisatawan dan distribusi hasil panen warga Sebesi. Kabarnya dermaga ini dibuat bukan hanya untuk kapal kecil namun kapal pesiar pun bisa bersandar didermaga ini.

Dengan adanya dermaga baru dan lebih baik dari yang ada saat ini ditambah fasilitas umum yang memadai menjadika Pulau Sebesi sebagai destinasi yang layak untuk dikunjungi.

Komentar

logo bhinneka nusantara

Explore Pahawang Lampung Layanan informasi dan reservasi untuk destinasi alam, Nusantara Indonesia.

Keberagaman destinasi, hayati, budaya dan aktivitas menjadi daya tarik wisata di Indonesia, persiapkan diri untuk menyambut panggilan alam.

  083 179 300 500
  083 878 300 500
  https://www.explorepahawang.com

Destinasi Populer

Explore Pahawang